Kamis, 31 Mei 2012

Dahlan: Masa Pertamina Beli BBM dari Pedagang


SELASA, 8 MEI 2012
Syahid Latif, R. Jihad Akbar



Kilang BBM milik PT Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah (Pertamina)


Untuk perusahaan sekelas Pertamina seharusnya BBM dibeli dari produsen atau kilang minyak.

VIVAnews - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mempertanyakan langkah PT Pertamina yang mengimpor bahan bakar minyak dari pedagang. Seharusnya, perusahaan sebesar Pertamina, membeli BBM langsung dari produsen minyak.

"Kan Pertamina perusahaan besar, masa beli minyak dari pedagang, sebaiknya kan langsung dari sumbernya," ujar Dahlan Iskan di Jakarta, Selasa, 8 Mei 2012.

Menurut Dahlan, kementeriannya terus mendorong Pertamina untuk membeli BBM langsung dari produsen atau pemilik kilang. Instruksi ini sebetulnya hal yang biasa dilakukan oleh perusahaan penghasil BBM di seluruh dunia.

"Kalau perusahaan besar swasta itu langsung beli BBM kepada sumbernya," kata Dahlan.

Dia menegaskan, pilihan untuk membeli BBM tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Pertamina. Perusahaan pelat merah ini nantinya akan mencari sumber-sumber kilang dan menelusuri minyak mentah langsung dari produsennya.

Untuk saat ini, Kementerian BUMN mengaku belum bisa menaksir besaran efisiensi yang bisa diperoleh Pertamina dari pembelian BBM langsung tersebut. "Masih kami minta untuk dipelajari," ujarnya.

Seperti diketahui, Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Energi Trading Ltd atau Petral, menggelar tender untuk memasok pengadaan minyak mentah dan produk BBM. Lewat tender terbuka, sebanyak 55 perusahaan terdaftar mendaftarkan diri untuk mengikuti lelang tersebut.

Saat ini, sebanyak 99,83 persen saham Petral dikuasai oleh PT Pertamina dan sisanya oleh presiden direktur Petral, sebagaimana diatur dalam Companies Ordinance Hong Kong.

Petral membukukan perdagangan pada 2011 sebanyak 266,42 juta barel, yang terdiri atas 65,74 juta barel minyak mentah dan 200,68 juta barel berupa produk. Dari aktivitas perdagangannya, Petral membukukan pendapatan US$31,4 miliar dengan profit marginUS$47,5 juta.

Perusahaan itu mampu membukukan efisiensi harga yang didapat terhadap market pricepada 2011 sebesar Rp2,6 triliun untuk pengadaan produk BBM, yaitu Mogas 88 RON & HSD 0.35 persen S, serta Rp400 miliar untuk pengadaan impor minyak mentah.

Keberadaan Petral sempat dipermasalahkan sejumlah pihak karena dianggapmemperburuk citra Pertamina. Bahkan, penilaian itu diberikan sendiri oleh Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar