Kamis, 31 Mei 2012

Mengapa Petral Akan Dibubarkan?


JUM'AT, 24 FEBRUARI 2012, 11:38 WIB
Hadi Suprapto



Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan bahan bakar ini dinilai hanya memperburuk citra Pertamina. (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)


Perusahaan bidang perdagangan BBM ini dinilai hanya memperburuk cita Pertamina.

VIVAnews - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, mengusulkan agar PT Pertamina membubarkan anak usahanya, PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan bahan bakar ini dinilai hanya memperburuk citra Pertamina.

Mengapa Petral ingin dibubarkan? Dahlan mengatakan, citra Pertamina sering terganggu oleh isu Petral sebagai tempat korupsi. Petral yang berkantor di Singapura sering dituduh sulit dikontrol dan direksi Pertamina mendapatkan komisi dari transaksi Petral.

"Saya beranggapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) Pertamina akan terganggu oleh isu di sekitar Petral," kata Dahlan di Jakarta, Selasa 24 Februari 2012.

Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik, Sofyano Zakaria, justru mempertanyakan sikap pemerintah yang terkesan tiba-tiba akan membubarkan Petral. "Apakah Petral telah terbukti melanggar hukum dan merugikan negara? Rasanya belum ada pembuktian yang menegaskan hal tersebut," kata dia melalui sambungan telepon, Jumat 24 Februari 2012.

Menurut dia, jika yang menyorot Petral adalah lembaga audit atau institusi penegak hukum yang berwenang, tentu publik akan memakluminya. "Namun sebaliknya, jika yang menginginkan bukan lembaga itu, publik akan mengartikan bahwa "ada sesuaatu" di balik desakan itu," katanya. "Ini perlu disikapi dengan bijak oleh pemerintah."

Sofyano mengatakan, Petral hanyalah korporasi yang tidak berdosa. Jika ada yang salah, itu terletak pada manusia dan sistem yang mengendalikan Petral. "Ini bisnis minyak yang banyak orang ingin menguasainya," kata Sofyano.

Presiden Direktur PT Pertamina Energy Trading Ltd, Nawazir, mengatakan, pada prinsipnya pengadaan minyak mentah dan produk BBM telah dilakukan dengan cara tender terbuka yang diikuti oleh 55 perusahaan terdaftar.

Para peserta tender merupakan perusahaan yang telah memenuhi kriteria sebagai Daftar Mitra Usaha Terseleksi Petral untuk mendapatkan rekanan yang bisa diandalkan guna mencegah terjadinya gagal pasokan yang akan menyebabkan krisis BBM di Indonesia.

“Petral membeli minyak mentah dari Nigeria, Asia, Australia, dan juga negara-negara eks Rusia. Pengadaan tersebut pada prinsipnya semua dilakukan dengan cara tender terbuka yang diikuti oleh 55 perusahaan,” katanya.

Untuk mengikuti tender, Petral selama ini membuka kesempatan sebesar-besarnya kepada perusahaan yang berminat. Dengan syarat, perusahaan harus memenuhi persyaratan minimal untuk mencegah pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang bisa membuat gagal pasokan dan memicu krisis BBM di Indonesia. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar