Senin, 04 Juni 2012

Dahlan Iskan: Pertamina Terus Disorot Tak Bersih Gara-gara Petral



Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan pembicaraan dengan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan. Dalam pembicaraan itu, Dahlan membahas soal isu miring anak usaha Pertamina yaitu PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) yang berdomisili di Singapura.





"Saya melakukan pembicaraan Dirut Pertamina. Anak usaha Pertamina yakni Petral tengah disorot. Pertamina sering terganggu citranya karena banyaknya isu menyimpang dari Petral," kata Dahlan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (21/2/2012).





Bahkan Dahlan mengaku, dirinya sering menemui isu yang menyatakan Petral dipakai sebagai tempat korupsi. "Apakah ada permainan atau tidak. Saya juga menanyakan statusnya, kenapa Pertamina punya anak perusahaan di Singapura?" tegas Dahlan.





Ada isu juga yang mengatakan Petral sulit dikontrol karena berada di Singapura dan banyak tuduhan adanya kongkalikong dengan pihak tertentu dengan cara mengambil keuntungan ada setiap barel BBM yang dibeli Petral.





Memang Petral merupakan anak usaha Pertamina yang berbasis di Singapura. Petral kerap membeli minyak mentah dari Pertamina yang tidak bisa diolah di dalam negeri. Minyak mentah tersebut dijual di Singapura dan dibeli negara-negara yang membutuhkan. Petral juga melakukan impor BBM untuk keperluan Pertamina di dalam negeri.





"Ada tuduhan bahwa ada komisi yang diterima orang-orang tertentu berapa dolar per barel," jelas Dahlan.





Dahlan pun bertanya kepada Karen apakah lebih baik jika Petral ini dibubarkan saja daripada mengganggu citra Pertamina.





"Akhirnya saya sudah bicara keberadaan Petral ini. Saya tanya lah ke Dirut kalau dibubarkan gimana? Kita bubarkan saja. Daripada ganggu citra Pertamina dan ganggu nama baik," tegas Dahlan.





Mendengar ucapan Dahlan, Karen setuju Petral dibubarkan. Namun Karen mempertanyakan jika Petral dibubarkan maka siapa yang akan menggantikan tugas mengimpor BBM, Karen tak mau tugas Petral dikembalikan seperti Pertamina zaman dulu.





Sebelum ada petral, tugas-tugas membeli minyak mentah di kilang dan BBM dari luar negeri ditangani 2 direktur Pertamina. Namun saat ini direktur Pertamina tidak setuju tugasnya kembali zaman dulu, karena justru lebih sulit kontrolnya dan bisa merusak citra.





"Petral dibubarkan silakan kata Dirut. Tapi ada opsi juga Petral tetap ada tapi ditarik dalam negeri tapi jangan jadi anak usaha Pertamina. Kalau ditarik jadi anak usaha pasti kebawa-bawa lagi," papar Dahlan.














(dnl/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar