Kamis, 31 Mei 2012

Gusur Petral, Pemerintah Ambil Alih Impor BBM


RABU, 30 MEI 2012, 17:18 WIB
Hadi Suprapto, Alfin Tofler



Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan (Pertamina)


Petral yang disebut sebagai sarang korupsi telah menutup tender impor minyak pada 21 Mei.

VIVAnews - Pertamina Energy Trading Limited (Petral), anak usaha PT Pertamina yang berkedudukan di Singapura telah menutup tender impor minyak Indonesia pada 21 Mei 2012. Selanjutnya, perusahaan perdagangan minyak mentah ini akan melakukan perdagangan di luar negeri, selain Indonesia.

Direktur Utama Pertamia, Karen Agustiawan, mengatakan, jika pemerintah Indonesia akan mengimpor minyak, baik minyak mentah maupun bahan bakar minyak (BBM), pemerintah langsung berhubungan dengan negara pengekspor minyak.

"Kami tidak akan lagi menjadi perantara impor minyak Indonesia," kata Karen saat rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu 30 Mei 2012.

Selama ini, Petral menjadi perusahaan perantara dalam kegiatan impor minyak Indonesia. Perusahaan ini sempat heboh, karena diduga sebagai sarang korupsi impor minyak Indonesia. Bahkan, beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan, sempat ingin membubarkan Petral.

Mengenai tuduhan ini, Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Mochamad Harun, menjelaskan, Pertamina telah sangat terbuka dan transparan dalam upaya memenuhi kebutuhan BBM nasional melalui kegiatan impor.

Kegiatan impor BBM dan juga minyak mentah oleh Pertamina selama ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pertumbuhan kebutuhan BBM nasional harus diakui telah melampaui pertumbuhan kemampuan nasional dalam upaya pemenuhannya, sehingga impor masih diperlukan.

“Yang paling penting adalah bahwa proses impor tersebut sudah dilakukan dengan terbuka, dalam artian, siapa pun yang kredibel dan mampu, boleh ikut dalam proses impor BBM. Dengan demikian, Pertamina memiliki pilihan atas penawaran dengan harga terbaik,” katanya.

Dalam melakukan impor BBM dan juga minyak mentah, sebagaimana juga dilakukan oleh perusahaan minyak dunia lainnya, Pertamina memiliki anak perusahaan yang berperan besar dalam menyokong kegiatan perdagangan BBM dan minyak mentah yang efisien bagi perusahaan, yaitu Petral. Petral merupakan anak perusahaan yang didirikan berdasarkan Companies Ordinance Hong Kong, yang 99,83 persen sahamnya dimiliki oleh Pertamina.

Petral juga berfungsi sebagai market intelligent bagi Pertamina dan berperan penting bagi pencapaian perusahaan dalam membukukan efisiensi impor BBM senilai US$283 juta pada 2011. Pada 2011, Petral telah membukukan laba bersih (unaudited) sebesar US$47,5 juta atau naik 53 persen dibandingkan laba bersih audited 2010.

“Sebagai trading arm Pertamina, aktivitas perdagangan Petral utamanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Pertamina, selain juga untuk pihak ketiga,” tuturnya.

Selama tahun lalu, Petral merealisasikan volume perdagangan minyak mentah dan produk sebanyak 266,42 juta barel. Perdagangan minyak mentah Petral mencapai 65,74 juta barel atau rata-rata sekitar 180.000 barel per hari (bph), sedangkan perdagangan produk mencapai 200,68 juta barel atau rata-rata sekitar 550.000 bph. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar