Kamis, 31 Mei 2012

Dahlan Cari Auditor Terbaik untuk Petral


KAMIS, 23 FEBRUARI 2012,
Syahid Latif, Iwan Kurniawan



Dahlan berencana mengaudit anak usaha Pertamina, PT Pertamina Energy Trading Ltd (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)



"Kalau ternyata lebih buruk, kami cari sistem yang lebih baru lagi," kata Dahlan Iskan.


VIVAnews - Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, tengah mencari lembaga audit terbaik untuk mendapatkan penilaian objektif tentang Pertamina Energy Trading Ltd (Petral). Keberadaan anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) itu tengah dipertanyakan.

"Kami bandingkan sistem dulu dan Petral, kami pilih mana yang terbaik. Kalau ternyata lebih buruk, maka kami cari sistem yang lebih baru lagi," kata Dahlan di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2012.

Dahlan menegaskan penolakannya jika Pertamina kembali ke sistem perdagangan minyak mentah dan BBM sebelum adanya Petral. Sistem lama dinilai lebih parah dan sangat mengganggu kinerja Pertamina.

Sebelumnya, sistem pembelian minyak mentah dan BBM dilakukan oleh salah satu direktorat Pertamina.

Hadirnya Petral, Dahlan melanjutkan, merupakan koreksi cara kerja Pertamina yang buruk pada waktu itu. Ditempatkannya Petral di Singapura karena negara itu dikenal dengan penerapan hukum dan kontrol yang baik. "Kalau di dalam negeri, diintervensi terus berbagai pihak," paparnya.

Presiden Direktur PT Pertamina Energy Trading Ltd, Nawazir, mengatakan, pada prinsipnya pengadaan minyak mentah dan produk BBM telah dilakukan dengan cara tender terbuka yang diikuti oleh 55 perusahaan terdaftar.

Para peserta tender merupakan perusahaan yang telah memenuhi kriteria sebagai Daftar Mitra Usaha Terseleksi Petral untuk mendapatkan rekanan yang bisa diandalkan guna mencegah terjadinya gagal pasokan yang akan menyebabkan krisis BBM di Indonesia.

“Petral membeli minyak mentah dari Nigeria, Asia, Australia, dan juga negara-negara eks Rusia. Pengadaan tersebut pada prinsipnya semua dilakukan dengan cara tender terbuka yang diikuti oleh 55 perusahaan,” katanya.

Untuk mengikuti tender, Petral selama ini membuka kesempatan sebesar-besarnya kepada perusahaan yang berminat. Dengan syarat, perusahaan harus memenuhi persyaratan minimal untuk mencegah pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang bisa membuat gagal pasokan dan memicu krisis BBM di Indonesia. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar